Riwayat Villa Liberty, dari Omah Lowo yang Angker Menjadi Rumah Heritage Batik Keris yang Megah

Horor dan angkerlah suasana yang dialami masyarakat Solo jika ditanya tentang Omah Lowo. Tapi itu sudah lama. Sekarang, bangunan yang pernah menjadi rumah ribuan kelelawar telah memiliki wajah baru: gagah di siang hari, megah di malam hari.
---
bogorpedia.idhadir di Saluran WhatsApp, ikuti dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Tidak banyak orang yang tahu, bangunan ini dulunya adalah sebuah vila, milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang dibangun pada tahun 1920. Villa Liberty, begitu namanya, dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 300 meter persegi, berada di persimpangan jalan yang menghubungkan Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Purwosari.
Pemilik Villa Liberty adalah seorang pengusaha bernama Sie Dhian Ho (SHD). Menurut buku katalog Rumah Heritage Batik Keris, SDH dikenal sebagai pengusaha yang begitu mencintai dunia bisnis. Usahanya meliputi dari perkebunan hingga percetakan.
Tidak hanya di Solo, nama SHD juga terkenal hingga Batavia. Itu bisa kita temukan lewat Bataviaasch Nieuwsblad tanggal 26 Juni 1905 yang menyebutkan SDH, bersama koleganya, Sie Tjing Hwat dan Tjia Kiem Nio, sebagai pengusaha Solo yang mendirikan perusahaan penyedia berbagai alat percetakan dan peralatan tulis-menulis dengan pangsa pasar di sepanjang Pulau Jawa.
Yang istimewa, dia juga memiliki koran sendiri, yang bernama Taman Pewarta (1902-1915), yang turut memperkaya warisan media massa di Solo pada masa itu.
Selain itu, yang terkenal dari SDH adalah kalimatnya, Kleine winst groote omzet” "Untung sedikit tidak mengapa, asalkan penjualannya laku keras." Kutipan itu muncul di koran. De Locomotief pada 27 Februari 1903.
Villa Liberty dibangun oleh SDH di tengah-tengah area bisnisnya. Bangunan itu terdiri atas dua bagian: yang utama untuk tempat tinggal Shie Dhian Ho dan keluarganya, sementara bangunan kedua, yang berada di bagian belakang, sebagai bangunan pendukung.
Salah satu ruangan di bagian belakang gedung utama digunakan Shie Dhian Ho sebagai kantornya sendiri, di mana terdapat tangga menuju ruang atas, tempat SDH beristirahat sambil memantau karyawan-karyawannya.
Bangunan kedua, yang berfungsi sebagai bangunan pendukung, dominan dengan kaca patri berwarna-warni. Di depannya terdapat ruang terbuka hijau, biasanya digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga dan kolega pada akhir pekan.
Saat Belanda dikhianati, usaha Shie Dhian Ho mengalami kemunduran. Itu membuatnya harus meninggalkan Villa Liberty. Sempat dijadikan markas tentara, lalu kantor pegadaian, bangunan megah ini akhirnya diduduki oleh ribuan kelelawar. Dari situ ia kemudian dikenal dengan nama Omah Lowo atau rumah kelelawar.
Tidak banyak cerita tentang Villa Liberty setelah perubahan kepemilikan. Masyarakat Solo sendiri mengenangnya sebagai tempat yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Nama Villa Liberty pun terlupakan, tidak sepopuler Omah Lowo.
Hingga kemudian, pada tahun 2016, Omah Lowo yang dulunya bernama Villa Liberty, statusnya telah menjadi Bangunan Cagar Budaya, berhasil diakuisisi oleh Handianto Tjokrosaputro (meninggal 2018) pemilik Batik Keris. Ternyata, Handianto dengan Omah Lowo punya ikatan batin. Gaitini, ibu dari Handianto, yang adalah pendiri Batik Keris, merupakan cucu dari Shie Dhian Ho.
"Sebenarnya, pemugaran Omah Lowo ini adalah hadiah dari Pak Handianto untuk Ibu Gaitini," kata Andy Rusli, anak dari Lina Tjokrosaputro, pemilik Batik Keris.
Impian Handianto adalah membangun kembali Villa Liberty dan menggunakannya sebagai galeri atau pusat seni. heritage Untuk tempat wisata edukasi tentang batik dan kerajinan tradisional dalam presentasi dan display yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Pada tahun 2016, jalan Handianto untuk memiliki Villa Liberty terbuka lebar. Dari foto-foto keluarga yang tersimpan dengan baik, Handianto bisa bertemu kembali dengan keturunan Sie Dhian Ho lainnya, termasuk yang sudah lama tinggal di luar negeri.
Menurut cerita Lina, seperti tercatat dalam buku katalog Rumah Heritage Batik Keris, ketika pertemuan mereka, mereka saling berbagi cerita masa lalu. Termasuk cerita bahwa dahulu di bagian belakang rumah terdapat kolam ikan yang jenis ikannya adalah ikan konsumsi yang bisa langsung dimakan oleh keluarga.
Selain foto-foto, bukti lain tentang kepemilikan Villa Liberty oleh Shie Dhian Ho adalah ornamen kepala macan – yang merupakan shio Dari Shie Dhian Ho yang berada di area samping vila, juga ornamen kaca patri bermotif gabungan huruf S, D, H (Shie Dhian Ho) yang berada di dua pintu bangunan utama.
Setelah proses yang panjang, pada tahun 2016 Omah Lowo akhirnya berhasil dimiliki kembali oleh keluarga Batik Keris. Pada tahun yang sama, dimulailah proses restorasi.
Dari cerita Andy, kita juga tahu bahwa banyak pihak yang ingin mengakuisisi Omah Lowo. Tapi mengapa Batik Keris yang mendapatkan haknya, selain karena bukti fotografi keluarga, perusahaan yang didirikan oleh Kasoem Tjokrosaputro itu punya visi yang sejalan dengan pemerintah terkait pelestarian cagar budaya. Ini terlihat dari bentuk bangunan, yang setelah direvitalisasi, tidak berubah dari bentuk aslinya.
Sayangnya, proses restorasi sempat dihentikan setahun kemudian karena Handianto jatuh sakit dan meninggal dunia pada Desember 2018. Namun, dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo, para teman, tim Batik Keris, istrinya, dan anak-anak Handianto kemudian melanjutkan proses restorasi. Proses ini didukung oleh tim dari Paulus dan Yulia sebagai pemandu dalam bidang bangunan dan sejarah, serta saran dari GPH Paundrakarna, sehingga restorasi terus berjalan tanpa meninggalkan keaslian bangunan.
Dalam prosesnya, Lina bertemu dengan Hidajat Endramukti dari Endramukti Design atas saran Widya Padmajanti landscaper Hidajat, seorang interior desainer dan pencinta sejarah, menerjemahkan keindahan bangunan kolonial di Villa Liberty dengan memasukkan interior gaya kolonial yang dicampur dengan gaya modern di setiap ruang untuk menyesuaikan dengan kehidupan sekarang.
Widya Padmajanti berperan penting dalam penataan area luar. Bersama Hendrikus Harijanto S., Widya Padmajanti berhasil menciptakan taman yang asri dan bersinergi sangat baik dengan arsitektur bangunan kolonial Villa Liberty.
Setelah proses revitalisasi selama sekitar dua tahun, Omah Lowo baru akhirnya diresmikan pada 20 Oktober 2020, tepat di Hari Batik Nasional, sebagai Rumah Heritage Batik Keris. Masyarakat umum kini pun bisa menikmati kemegahannya.
Posting Komentar