Tiga Lembaga yang Menjamin Kualitas Bahan Bakar Minyak Pertamina, Termasuk Perusahaan dari Jerman.

Kami senantiasa melakukan pengujian secara rutin terhadap sampel yang diambil, sesuai dengan permintaan dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas). Semua pengujian yang kami laksanakan mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan," ungkap Mustafid saat memberikan keterangan di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta pada hari Kamis, 6 Maret 2025.
Dalam acara tersebut, turut hadir sejumlah surveyor, termasuk PT Surveyor Indonesia (Persero) dan TUV Rheinland Indonesia. Lalu, bagaimana sebenarnya profil dari tiga lembaga yang bertugas menguji kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina ini?
Lemigas
Menurut informasi yang tertera di situs resmi mereka, Lemigas merupakan salah satu lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan serta menetapkan standar mutu dari pelumas yang beredar di pasar Indonesia. Lemigas telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor LSPr-077-IDN, yang mencakup 18 jenis komoditas pelumas serta elpiji atau gas petroleum cair (LPG).
Lemigas didirikan pada tanggal 11 Juni 1965. Pada awalnya, lembaga ini berfungsi sebagai penyedia layanan dalam bentuk penelitian, pengembangan, serta pendidikan bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam sektor minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Dikenal dengan fasilitas yang terdiri dari 47 laboratorium serta satu laboratorium khusus untuk kalibrasi dan pemeliharaan, Lemigas memperkuat layanannya dengan menyediakan jasa analisis laboratorium, konsultasi, survei lapangan, sertifikasi, serta berbagai jenis pengujian komersial lainnya. Sejak tanggal 1 April 2015, Lemigas telah berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU) secara penuh.
Saat ini, Lemigas dipimpin oleh Mustafid Gunawan yang menjabat sebagai Kepala Balai, Basuki sebagai Kepala Bagian Umum, Setyo Widodo sebagai Koordinator Penyiapan dan Sarana Pengujian, Junita Trivianty Musu sebagai Koordinator Pengujian Eksplorasi Migas, serta Yohanes B Doi Wangga sebagai Koordinator Pengujian Eksploitasi Migas.
Selain itu, ada Lucia yang berperan sebagai Koordinator Pengujian Pengolahan Minyak Bumi, Cahyo Setyo Wibowo sebagai Koordinator Pengujian Aplikasi Produk, Lisna Rosmayati sebagai Koordinator Pengujian Pengolahan Gas Bumi, Suyitno sebagai Koordinator Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta Danang Sismartono sebagai Koordinator Tekno Ekonomi dan Pengembangan Layanan.
Profil PT Surveyor Indonesia (Persero)
PT Surveyor Indonesia, yang biasa disingkat PTSI, didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991 dengan misi awal untuk membantu Pemerintah Republik Indonesia dalam memperlancar proses pengadaan barang modal dan peralatan. Dengan dukungan dari jaringan kantor cabang yang tersebar di 22 negara, Surveyor Indonesia menjalankan fungsi pemeriksaan kualitas dan kuantitas barang sebelum pengiriman (PSI).
Setelah menyelesaikan tugasnya dalam mendukung Pemerintah RI, PTSI merumuskan misi baru sebagai perusahaan jasa surveyor yang lebih luas, yang mencakup layanan pemeriksaan teknis, pengkajian, survei, penilaian pengawasan, audit, serta konsultasi.
Pada tahun 2010, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Surveyor Indonesia membentuk enam unit bisnis yang berbeda. Kemudian pada tahun 2015, dilakukan penguatan terhadap empat sektor bisnis utama, yaitu penguatan institusi kelembagaan, infrastruktur, mineral dan batu bara (minerba), serta sektor minyak dan gas serta sistem pembangkit.
Susunan direksi di Surveyor Indonesia terdiri dari Direktur Utama Sandry Pasambuna, Direktur Komersial Saifuddin Wijaya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Wahyu Witjaksono, serta Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Lussy Ariani Seba. Sementara itu, dewan komisaris mencakup Komisaris Utama Wawan Sunarjo, Komisaris Djatmiko Bris Witjaksono, Komisaris Independen Suko Basuki, dan Komisaris Independen Sukmo Gunardi.
Profil TUV Rheinland Indonesia
TUV Rheinland Indonesia adalah lembaga sertifikasi yang berasal dari Cologne, Jerman, dan telah terakreditasi oleh KAN dengan nomor LSPr-026-IDN. Dikenal telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun, tepatnya sejak tahun 1872, TUV Rheinland Group memiliki lebih dari 22.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 50 negara dan mencatatkan pendapatan tahunan mencapai 2,4 miliar euro.
Sejak tahun 2006, TUV Rheinland resmi menjadi anggota United Nations Global Compact, yang bertujuan untuk mempromosikan keberlanjutan dan memerangi korupsi. Di Indonesia, kantor pusat perusahaan ini berlokasi di Menara Karya Lantai 3 dan 10, Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2, Jakarta.
Pada tahun buku 2023, TUV Rheinland mencatatkan pendapatan sebesar 2,44 miliar euro, yang setara dengan sekitar Rp 41 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.993), di mana 49,9 persen di antaranya dihasilkan di luar Jerman. Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang tercatat mencapai 103,9 juta euro.
Dewan Manajemen TUV Rheinland terdiri dari Michael Fubi sebagai Ketua, bersama dengan Katharina Baran dan Philipp Kortum. Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas TUV Rheinland adalah Michael Huther.
Posting Komentar