ZMedia Purwodadi

Rodrigo Duterte Dipastikan Dibawa ke Den Haag Usai Ditangkap

Table of Contents
Proses Hukum Rodrigo Duterte di ICC

Penangkapan Rodrigo Duterte: Proses Hukum di ICC dan Reaksi Keluarga

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kini menghadapi proses hukum di hadapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Penangkapan ini memicu berbagai reaksi, terutama dari keluarganya, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk penindasan dan penganiayaan terhadap kedaulatan Filipina.

Pernyataan Sara Duterte

Putri Duterte, Sara Duterte, menyatakan bahwa penyerahan ayahnya kepada ICC adalah sebuah penghinaan terhadap kedaulatan negara. Ia menegaskan bahwa ayahnya belum diberikan kesempatan untuk dihadapkan kepada otoritas pengadilan yang berwenang, yang seharusnya melindungi hak-haknya. Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa Duterte telah "dibawa secara paksa ke Den Haag."

Proses Penangkapan

Media lokal melaporkan bahwa Duterte ditangkap di Bandara Internasional Ninoy Aquino setelah tiba dari Hong Kong. Pihak kepresidenan Filipina mengonfirmasi bahwa Interpol Manila telah menerima salinan resmi dari surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC. Sebanyak 379 petugas dikerahkan untuk memastikan proses penangkapan berlangsung dengan damai.

Tuduhan Terhadap Duterte

Duterte, yang kini berusia 79 tahun, dituduh terlibat dalam pembunuhan di luar hukum dan pelanggaran hak asasi manusia dalam upayanya memberantas peredaran narkoba. Ia sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk menjalani hukuman penjara jika ada surat perintah penangkapan dari ICC.

Reaksi dan Kontroversi

Setelah penangkapannya, Duterte menuntut untuk mengetahui alasan di balik penangkapannya melalui sebuah video. Ia mempertanyakan dasar hukum keberadaannya di ICC dan menegaskan bahwa ia tidak dibawa ke tempat tersebut atas kemauannya sendiri.

Salvador Panelo, mantan penasihat hukum utama Duterte, menganggap penangkapan tersebut sebagai pelanggaran hukum. Ia mengungkapkan bahwa pihak kepolisian tidak mengizinkan salah satu pengacara Duterte untuk menemuinya di bandara.

Di sisi lain, Krisinta Conti, pengacara ICC, menjelaskan bahwa surat perintah penangkapan terhadap Duterte tunduk pada protokol kerahasiaan yang ketat. Ia menekankan bahwa pengumuman surat perintah terlalu dini dapat menyebabkan tersangka melarikan diri.

Proses Hukum di ICC

Proses hukum di ICC dimulai dengan penangkapan dan penahanan tersangka oleh aparat penegak hukum. Setelah itu, pihak berwenang akan memberi tahu ICC dan mengoordinasikan logistik pemindahan. Transportasi internasional yang aman akan disiapkan untuk membawa tersangka ke markas besar ICC di Den Haag.

Latar Belakang Kasus

Diperkirakan lebih dari 6.000 orang yang diduga terlibat dalam kejahatan narkoba telah dibunuh selama masa kepresidenan Duterte dari tahun 2016 hingga 2022. Kasus-kasus ini memicu penyelidikan oleh ICC terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Filipina sebelumnya memutuskan untuk menarik diri dari Statuta Roma pada Maret 2018, namun pada November 2024, pemerintah Filipina di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr. sepakat untuk tidak menghalangi penahanan Duterte oleh ICC.

Dukungan dan Protes

Sejumlah pendukung Duterte juga berkumpul di luar rumahnya di Kota Davao, melakukan protes terhadap apa yang mereka anggap sebagai penuntutan yang bermotif politik.

Dengan situasi yang terus berkembang, perhatian dunia kini tertuju pada proses hukum yang akan dihadapi oleh mantan presiden Filipina ini di ICC.

Posting Komentar

-->