Tradisi Masjid Jogokariyan Yogyakarta Jaga Lingkungan Bebas Sampah saat Momentum Ramadan

Masjid di dekat Pondok Pesantren Krapyak memiliki tradisi khas ketika bulan Ramadan tiba.
Rutin membagikan takjil gratis kepada jamaahnya untuk berbuka puasa dan menunaikan salat di tempat itu. Yang membedakan, takjil gratis yang dibagikan di masjid itu jumlahnya banyak, lebih dari 3 ribu porsi per hari dan tidak menggunakan kemasan sekali pakai.
Hidangan Buka Puasa Dibawa dalam Piring
Hasto Wardoyo mengatakan bahwa makanan untuk berbuka puasa di masjid itu disajikan dengan piring kaca sehingga tidak ada sampah plastik atau kertas yang menumpuk. "Sebanyak 3.500 piring digunakan setiap hari oleh Masjid Jogokariyan untuk membagikan takjil, ini menjaga kebersihan karena tidak meninggalkan selembar sampah pun, baik di lingkungan masjid maupun di jalan," ujar Hasto di sela membuka Kampung Ramadan Jogokariyan, Sabtu, 1 Maret 2025.
Menggunakan piring untuk membagikan takjil, bukan dengan kertas, plastik, atau nasi kotak, bukan hal pertama kali dilakukan pengurus Masjid Jogokariyan. Kebiasaan menggunakan piring itu sudah berlangsung lama, lebih dari 20 tahun silam, jauh sebelum Yogyakarta mengalami masalah sampah seperti sebelumnya. Akibatnya, pengurus masjid harus membersihkan atau mencuci piring-piring yang digunakan.
Masjid Menjaga Lingkungan
Hasto menjelaskan, Masjid Jogokariyan menjadi contoh bagaimana masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga menjaga lingkungan dengan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Yang dapat meniru Jogokariyan ini, terutama dalam aspek menjaga lingkungan sekitar melalui pemberdayaan warga," kata Hasto.
Penanganan Sampah Yogyakarta
Mantan Bupati Kulon Progo itu mengatakan, penanganan sampah di Kota Yogyakarta harus segera selesai agar Kota Wisata dan Pelajar itu segera bebas dari situasi darurat sampah.
Dari pemerintah, kata dia, pihaknya saat ini berfokus mengangkut dan mengosongkan sampah yang masih menumpuk di depot sampah di seluruh Kota Yogyakarta.
"Sampah depo sudah mulai dibersihkan agar tidak ada lagi pembuangan sampah liar. Ada juga posko dari Satpol PP di beberapa titik untuk pengawasan," kata Hasto.
Untuk mengatasi sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir, Pemerintah Kota Yogyakarta menerapkan sistem jemput bola. Di tingkat rukun warga atau RW ada truk pengangkut sampah.
"Silakan masyarakat buang sampahnya melalui penggerobak itu, agar langsung terangkut," kata Hasto yang meminta masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan seperti di pinggiran jalan karena tempat pembuangan akhir (depo) ditutup.
Takjil Gratis Kerja Sama dengan 27 Kelompok
Ketua Panitia Kampung Ramadan di Jogokariyan, Haidar Muhammad, mengatakan bahwa pembagian takjil gratis itu merupakan bagian dari semangat berbagi. Siapapun yang hadir ke masjid diperbolehkan menikmati hidangan berbuka. "Kegiatan pembagian takjil gratis setiap hari ini bekerja sama dengan 27 kelompok masyarakat di sekitar masjid, di mana setiap porsi yang dihidangkan memiliki nilai sekitar Rp15.000," katanya.
"Untuk menambah wawasan dan mempererat kebersamaan masyarakat selama Ramadhan," ujar dia.
Posting Komentar