7 Sikap Baik Orang Tua yang Mengisi Usia Emas dengan Rasa Bersyukur, Bukan Menyesal

Menghadapi tiap tahapan hidup biasa mengantarkan berbagai macam petualangan yang menciptakan identitas kita sampai hari tua datang. Terkadang, kita bisa memikir ulang tentang rute yang sudah dilalui bersama semua pilihan positif maupun negatif yang sempat dibuat dahulu.
Menariknya, psikologi kontemporer mencatat adanya sekelompok orang yang mampu menyongsong proses penuaan dengan pikiran sangat optimis dan rasa bersyukur yang dalam. Mereka tak tersandera oleh penyesalan akan hal-hal lampau; malah mereka berfokus pada pemaknaan serta apresiasi atas petualangan kehidupan yang telah dilalui.
Berdasarkan laporan dari Geediting.com pada hari Jumat (25/4), beberapa kebiasaan tertentu terlihat jelas pada individu yang menghadapi penuaan dengan perasaan bersyukur daripada penyesalan. Berikut adalah daftar perilaku tersebut untuk Anda telusuri lebih lanjut.
1. Menyambut Perubahan yang Terjadi
Salah satu karakteristik unik mereka adalah kapabilitas dalam menyambut setiap jenis transformasi sebagai elemen tak terpisahkan dari putaran kehidupan. Mereka sadar bahwa eksistensi itu fleksibel dan bukan selalu mengalir sesuai dengan skenario ataupun harapan yang telah disusun sebelumnya.
2. Mempraktikkan Kesadaran Penuh
Orang tersebut dengan sengaja menyempurnakan kemampuan diri dalam fokus total pada tiap detik yang tengah mereka alami saat ini. Mereka menyetujui dan merayakan pesona ataupun hikmah dari rutinitas harian tanpa selalu membawa-bawa peristiwa kelam di belakangan maupun cemas tentang perkara-perkara yang belum tiba di masa datang.
3. Mengakui Ketidaksempurnaan Diri
Mereka tidak gentar untuk bersikap jujur tentang kekurangan atau keterbatasan pribadi sebagai makhluk manusia normal. Kesadaran ini membantu mereka menyerap pelajaran dari kesalahan tanpa perlu dilanda rasa sesal yang berkepanjangan dan memberatkan hati.
4. Memelihara Sikap Jiwa yang Optimis
Walaupun dihadapkan pada rintangan atau kesulitan kehidupan, mereka tetap mencoba memelihara sikap optimistis tentang kondisi yang dijalani. Mereka lebih memilih untuk menemukan hal-hal positif dalam beragam peristiwa dan menyimak pelajaran dari masa lalu yang penuh tantangan dengan kepala dingin serta jiwa yang terbuka.
5. Hidup dengan Keaslian Dirinya Sendiri
Mereka menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip personal dan iman yang paling dalam, tanpa mencoba untuk meniru orang lain hanya agar memenuhi harapan masyarakat saja. Kesungguhan ini memberikan ketenangan jiwa yang sangat besar serta mengurangi risiko rasa bersalah atau penyesalan di masa depan akibat gagal menjadi versi asli dari diri mereka sendiri.
6. Menikmati Ketenangan dalam Kesendiriannya
Mencapai ketenangan atau kebahagiaan dalam kesendirian tidaklah menjing bagi orang-orang yang bertambah usia sambil bersyukur. Mereka memandangi momen sepi sebagai peluang untuk introspeksi dan menyegarkan kembali stamina tanpa harus terus-menerus mencari validasi dari hubungan sosial demi mendapatkan rasa senang atau pentingnya diri.
7. Mengembangkan Kekuatan Resilience Diridirian
Ketahanan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan atau hambatan signifikan merupakan sifat vital yang dimiliki oleh mereka ini. Menganggap rintangan sebagai peluang untuk menjadi lebih tangguh serta memperoleh pengalaman baru, daripada terus-menerus merenung dalam duka atau penyesalan yang mendalam.
Memahami serta menerima berbagai sikap ini dapat memudahkan kita semua untuk menyongsong proses menua dengan keadaan mental dan emosi yang lebih baik. Mengembangkan kesyukuran akan situasi saat ini dan penghargaan pada segala peristiwa lampau ternyata memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan hanya fokus pada aspek-aspek dari masa lalu yang sudah tak bisa dirubah.
(*)
Posting Komentar