ZMedia Purwodadi

Hati-Hati Tertinggal: Ethereum Melonjak Usai Sinyal Teknis dan Investasi Besar Muncul

Table of Contents
Featured Image

Ethereum Kembali Menarik Perhatian Pasar Kripto

Harga Ethereum kembali menarik perhatian pasar kripto global setelah menunjukkan sinyal teknikal yang langka dan diikuti oleh aliran dana besar dari perusahaan publik. Pada Jumat (18/7), harga koin ini berada di sekitar USD 3.452 atau sekitar Rp 55,9 juta per koin. Hal ini didukung oleh sinyal bullish teknikal dan gelombang akumulasi besar dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

Seorang analis kripto bernama Tony Severino menyebutkan bahwa Ethereum baru saja mengaktifkan indikator teknikal yang sangat langka, yaitu Raging Bull. Indikator ini terakhir kali muncul saat harga Ethereum mengalami lonjakan besar pada 2020, saat harganya mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas USD 4.800 atau sekitar Rp 77,7 juta.

Sinyal 'Raging Bull' ini terkonfirmasi setelah Ethereum mencatat penutupan bulanan di harga USD 3.177 atau Rp 51,5 juta, dengan lonjakan sebesar 27,81 persen. Indikator ini ditandai dengan candle kuning pada grafik, yang menunjukkan momen kuat dalam pembentukan tren naik jangka panjang.

Menariknya, indikator serupa juga muncul lebih dulu pada Bitcoin pada Mei 2025 lalu, sebelum harga BTC melesat menembus rekor baru di atas USD 120.000. Oleh karena itu, munculnya kembali sinyal ini pada ETH dinilai sebagai tanda kuat bahwa fase bull market baru untuk Ethereum sedang berlangsung.

Arus Dana Masuk ke Ethereum Mencatat Rekor

Di luar indikator teknikal, arus dana masuk ke Ethereum juga mencatat rekor. Tiga perusahaan publik di Amerika Serikat — BTC Digital Ltd (BTCT), BitMine Immersion, dan Bit Digital — mengakumulasi Ethereum dalam jumlah besar, total senilai lebih dari USD 1,5 miliar atau Rp 24,3 triliun.

BTC Digital Ltd secara resmi mengumumkan bahwa mereka beralih sepenuhnya dari Bitcoin ke Ethereum sebagai bagian dari strategi pertumbuhan baru. Dalam rilisnya, CEO BTCT Siguang Peng menyatakan bahwa pihaknya menutup pendanaan USD 6 juta dan langsung menambahkan posisi baru USD 1 juta dalam ETH.

BitMine Immersion melakukan langkah yang lebih besar, dengan memiliki 300.657 ETH senilai sekitar USD 1,04 miliar atau Rp 16,8 triliun, menjadikannya salah satu pemegang ETH terbesar di kalangan korporasi. Chairman BitMine, Tom Lee dari Fundstrat, bahkan menyatakan bahwa perusahaan tersebut menargetkan menguasai 5 persen dari total suplai Ethereum global.

Sementara itu, Bit Digital mengungkapkan bahwa mereka telah menjual seluruh kepemilikan Bitcoin untuk beralih ke Ethereum. Mereka membeli 100.603 ETH senilai USD 254,8 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun.

Perubahan Pandangan Perusahaan Publik Terhadap Ethereum

Analis menyebutkan bahwa pergeseran ini mencerminkan perubahan pandangan jangka panjang dari perusahaan publik terhadap Ethereum. Bukan hanya sebagai aset spekulatif, tetapi juga sebagai aset strategis dengan potensi imbal hasil dan peran penting dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Tidak hanya itu, laporan juga menyebutkan bahwa beberapa institusi lain kini mulai menjajaki strategi serupa terhadap Dogecoin. Salah satunya adalah Bit Origin, yang mengamankan pendanaan USD 500 juta untuk membentuk cadangan kas berbasis DOGE.

Dengan sinyal teknikal kuat dan gelombang akumulasi institusional, Ethereum tampaknya berada di jalur percepatan reli harga berikutnya. Investor pun dihadapkan pada pilihan: ikut masuk lebih awal, atau berisiko tertinggal.

Posting Komentar

-->