Sodirin, Teman Dekat Arya Daru, Mengungkap Kebiasaan Diplomat Muda

Pengungkapan Kebiasaan Arya Daru oleh Teman Dekat
Sodirin, seorang teman dekat almarhum Arya Daru, mengungkapkan beberapa kebiasaan korban yang dikenalnya selama masa bekerja bersama. Sodirin pernah bertemu dan berdiskusi dengan Arya Daru, yang merupakan diplomat muda yang ditemukan tewas di kosannya di Menteng, Jakarta Pusat. Ia tak menyangka bahwa kejadian tersebut akan terjadi.
Menurut Sodirin, sosok Arya Daru adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bicara. Ia lebih fokus pada pekerjaannya daripada hal-hal lain. Selama tiga tahun mereka bekerja bersama di KBRI Yangoong, Myanmar, Arya Daru dikenal sebagai sosok yang gigih dan semangat dalam menjalankan tugasnya. Ia sering mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendukung pekerjaannya di bidang politik.
Sodirin juga mengungkapkan bahwa Arya Daru tidak memiliki riwayat buruk atau kebiasaan negatif. Ia tidak minum alkohol dan tidak pernah terlibat dalam masalah apapun. Hal ini membuat Sodirin merasa tidak percaya bahwa kematian Arya Daru bisa disebabkan oleh bunuh diri.
Sebelum menjadi diplomat, Arya Daru bekerja sebagai staf lokal di KBRI Yangoong. Setelah itu, ia mendaftar sebagai CPNS dan akhirnya menjadi diplomat di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Meskipun begitu, komunikasi antara Sodirin dan Arya Daru semakin jarang setelah Arya Daru menjadi diplomat.
Pertemuan terakhir antara Sodirin dan Arya Daru terjadi pada tahun 2015 saat Sodirin menikah. Mereka sempat berkunjung ke kampung Sodirin di Wonosobo dan berdiskusi santai tanpa ada masalah serius. Namun, setelah itu, mereka jarang bertemu lagi.
Sodirin juga menyampaikan bahwa saat bekerja di Myanmar, kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) belum sebanyak sekarang. Saat itu, penggunaan HP Android masih sangat terbatas dan harganya mahal, sehingga isu TPPO belum menjadi perhatian besar.
Dalam diskusi dengan teman-temannya di Komunitas Indonesia-Myanmar (KIM), Sodirin dan rekan-rekannya curiga bahwa Arya Daru dibunuh. Alasan utamanya adalah karena lakban yang melilit kepala korban. Menurut Sodirin, Arya Daru adalah orang yang baik dan pendiam, sehingga sulit dipercaya jika ia melakukan tindakan seperti itu sendiri.
Terkait dugaan adanya fetish yang dimiliki Arya Daru, Sodirin membantahnya. Menurutnya, Arya Daru tidak memiliki kelainan apapun dan tetap sehat secara mental maupun fisik.
Penyebab Kematian Masih Dicurigai
Penyebab kematian Arya Daru, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kosnya, masih belum terungkap. Polisi mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim forensik. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penjelasan mengenai proses penyelidikan yang sedang berlangsung.
Listyo menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap korban masih dilakukan sambil menunggu hasil dari dokter forensik dan laboratorium forensik. Tujuannya adalah untuk memastikan semua data dapat dipadukan sebelum diberikan kepada publik.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam proses penyelidikan. Yang penting adalah kecermatan dalam menangani kasus ini agar bisa dipertanggungjawabkan ke publik.
Polisi juga menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan tidak ada barang milik ADP yang hilang. Hasil olah TKP menunjukkan bahwa polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan.
Selain itu, ditemukan pula obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada indikasi bahwa obat-obatan tersebut terkait dengan penyebab kematian korban.
Komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Sang istri sempat menghubungi ADP keesokan paginya, namun tidak mendapat respons. Akhirnya, istri ADP meminta bantuan penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya. Penjaga kos kemudian mencoba membuka jendela kamar yang terkunci dari dalam, dan akhirnya menemukan ADP dalam kondisi yang mengenaskan.
Arya Daru diketahui berasal dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Korban tinggal seorang diri di kamar kos tersebut, sedangkan istrinya berada di Yogyakarta.
Posting Komentar