Tips Makanan Sehat Anak Sekolah yang Praktis

Membekali Anak dengan Makanan Sehat, Tidak Harus Mahal
Menyiapkan bekal sehat setiap hari untuk anak sekolah bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Banyak dari mereka akhirnya memilih opsi yang praktis seperti jajanan kemasan atau roti manis, meskipun sadar bahwa pilihan tersebut tidak selalu menyehatkan. Namun, menurut dr. Nadhira Nuraini Afifa, MPH, dokter sekaligus edukator kesehatan dan gizi, bekal sehat tidak harus mahal, rumit, atau sulit dibuat. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan gizi dan menyesuaikan menu dengan selera anak.
“Kalau bekal anak sekolah, kita harus fokus pada gizi seimbang, dan yang paling ditekankan adalah protein hewani,” ujar dr. Nadhira dalam sebuah acara. Menurutnya, lauk seperti telur, ayam, dan ikan merupakan sumber protein hewani yang bisa diolah dengan cara sederhana namun tetap enak dan bergizi.
Protein hewani tidak selalu berasal dari bahan mahal seperti salmon atau daging. Sejatinya, sumber protein hewani juga bisa ditemukan dalam olahan telur. Hal ini sesuai dengan pedoman Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan, di mana satu piring dibagi dua bagian. Dua pertiganya terdiri dari nasi dan sayur, sedangkan sisanya berupa lauk hewani dan buah-buahan.
Variasi Menu untuk Meningkatkan Selera Makan
Jika anak mulai bosan dengan nasi, orangtua bisa mencoba variasi makanan lain seperti sandwich isi ayam, nasi goreng sehat, pasta dengan tumis ayam dan sayur, atau roti isi telur. Kombinasi rasa dan bentuk yang berbeda dapat meningkatkan selera makan anak. Dengan demikian, anak tidak hanya mendapatkan nutrisi yang cukup, tetapi juga merasa senang dengan makanannya.
Peran Orangtua dan Sekolah dalam Membentuk Pola Makan Sehat
Selain memberikan makanan sehat dari rumah, dr. Nadhira menekankan pentingnya peran aktif orangtua dan pihak sekolah dalam membimbing kebiasaan konsumsi anak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah larangan atau pembatasan terhadap konsumsi makanan ultra-proses seperti camilan kemasan dan minuman bergula tinggi.
Anak sering kali iri melihat teman-temannya membawa makanan yang lebih menarik, seperti roti manis. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi dari keluarga dan sekolah dalam memberikan contoh yang baik. Jika tidak, anak akan sulit mengikuti pola makan sehat yang diharapkan.
Edukasi Gizi yang Perlu Dilakukan Orangtua
dr. Nadhira juga menegaskan bahwa edukasi gizi tidak hanya penting bagi anak, tetapi juga bagi orangtua. Terkadang, masalah utama bukanlah anak yang tidak mau makan sehat, melainkan orangtua yang belum memahami jenis makanan apa yang benar-benar sehat dan bergizi. Orangtua perlu lebih memperhatikan informasi tentang nutrisi, agar bisa memberikan bekal yang tepat untuk anak.
Dengan pengetahuan yang cukup, orangtua dapat membuat menu makanan yang seimbang dan menarik, sehingga anak tidak hanya puas secara rasa, tetapi juga mendapatkan nutrisi yang lengkap. Dengan begitu, anak akan tumbuh sehat dan kuat, serta siap menghadapi aktivitas harian di sekolah.
Posting Komentar