ZMedia Purwodadi

Trump Tetapkan Tarif 93,5% untuk Bahan Baterai Tiongkok

Table of Contents
Featured Image

Peningkatan Bea Masuk Antidumping untuk Impor Grafit China

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan pemberlakuan bea masuk antidumping awal sebesar 93,5% terhadap impor grafit dari Tiongkok. Grafit merupakan bahan baku utama dalam pembuatan anoda baterai, yang menjadi komponen penting dalam produksi baterai litium-ion. Keputusan ini diambil karena dugaan bahwa produsen Tiongkok memberikan subsidi yang tidak adil terhadap produk mereka.

Dalam dokumen resmi yang dikeluarkan pada hari Kamis (17/7/2025), Departemen Perdagangan menyatakan bahwa penyelesaian akhir dari kebijakan ini akan diumumkan paling lambat Desember 2025. Penetapan awal ini menunjukkan keseriusan pemerintah AS dalam menghadapi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.

Peran Grafit dalam Industri Baterai

Grafit digunakan sebagai bahan baku utama untuk membuat anoda baterai, yang memegang peranan penting dalam industri kendaraan listrik dan perangkat elektronik. Data dari BloombergNEF menunjukkan bahwa sekitar 180.000 metrik ton produk grafit diimpor ke AS pada tahun lalu, dengan dua pertiga di antaranya berasal dari Tiongkok. Hal ini menunjukkan ketergantungan yang besar terhadap pasokan dari negara tersebut.

Badan Energi Internasional (IEA) mencatat bahwa Tiongkok mendominasi kapasitas pemrosesan grafit. Material ini disebut sebagai salah satu yang paling rentan terhadap risiko pasokan, sehingga diperlukan upaya diversifikasi untuk menjaga stabilitas rantai pasok. Dalam jangka menengah, grafit tetap diprediksi menjadi material anoda paling umum untuk semua jenis baterai litium-ion. Namun, penggunaan silikon mulai meningkat dan diperkirakan akan mulai mengurangi pangsa pasar grafit sejak tahun 2030.

Dampak Bea Masuk Antidumping terhadap Rantai Pasok

Bea masuk antidumping yang baru diberlakukan akan meningkatkan ketegangan di sepanjang rantai pasok kendaraan listrik global. Selama ini, Tiongkok telah mengendalikan ekspor beberapa mineral penting dan teknologi baterai, yang berdampak pada ketersediaan bahan baku bagi produsen di seluruh dunia.

Menurut American Active Anode Material Producers, kelompok dagang yang mewakili produsen grafit AS, tarif efektif setelah penambahan bea masuk baru akan mencapai 160%. Kelompok ini sebelumnya mengajukan gugatan kepada dua lembaga federal untuk menyelidiki apakah perusahaan Tiongkok melanggar undang-undang antidumping. Erik Olson, juru bicara kelompok tersebut, menyatakan bahwa keputusan Departemen Perdagangan membuktikan bahwa Tiongkok menjual active anode material (AAM) dengan harga di bawah nilai wajar ke pasar domestik.

Dampak pada Produsen Baterai

Sam Adham, kepala divisi material baterai di CRU Group, menilai bahwa bea masuk sebesar 160% akan menjadi pukulan bagi produsen baterai. Tarif ini setara dengan biaya tambahan sebesar US$7 per KWh untuk sel baterai kendaraan listrik rata-rata. Angka ini setara dengan seperlima dari kredit pajak manufaktur baterai yang diatur oleh Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan lolos dari rancangan anggaran Presiden Trump.

Adham juga menyatakan bahwa kebijakan ini dapat menghilangkan keuntungan produsen baterai Korea Selatan selama satu atau dua kuartal penuh. Hal ini menunjukkan dampak luas dari kebijakan bea masuk yang diterapkan oleh pemerintah AS.

Tanggapan dari Perusahaan Terkemuka

Tesla Inc. dan pemasok baterai utamanya, Panasonic Inc., termasuk di antara perusahaan yang menentang rencana bea masuk baru. Mereka mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap impor grafit Tiongkok disebabkan oleh kurangnya kemampuan industri dalam negeri untuk memenuhi standar kualitas dan volume yang dibutuhkan.

Selain itu, bea masuk tambahan untuk baterai akan semakin memperberat tekanan pada industri energi terbarukan. Meskipun penyimpanan energi masih memiliki insentif pajak utama dalam rancangan anggaran Trump, aturan yang membatasi penggunaan sel surya Tiongkok membuat kepatuhan bagi banyak pengembang menjadi lebih sulit.

Wood Mackenzie memprediksi bahwa risiko dan biaya rantai pasok akan memperlambat laju pertumbuhan penyimpanan energi di jaringan listrik AS. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan bea masuk yang diterapkan oleh pemerintah AS tidak hanya berdampak pada produsen baterai, tetapi juga pada seluruh industri energi terbarukan.

Posting Komentar

-->