ZMedia Purwodadi

Tangis Pendeta Pecah, Dedi Mulyadi Selamatkan Gereja di Cianjur, Aksi Gubernur Jabar Jadi Sorotan

Table of Contents
Featured Image

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bantu Selamatkan Gereja dari Penyitaan di Cianjur

Seorang pendeta di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terlihat menangis haru saat menerima bantuan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Aksi tegas dan penuh empati yang dilakukan oleh sang gubernur menjadi sorotan publik dan membuktikan bahwa kekuasaan bisa digunakan untuk memberikan solusi nyata.

Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi Mulyadi tampak berbicara dengan seorang pendeta yang sedang menghadapi masalah besar. Pendeta tersebut bernama Paripurna Simatupang. Ia menyampaikan keluhannya tentang ancaman penyitaan tanah gerejanya oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena tunggakan pembayaran utang yang mencapai Rp6 miliar.

Pendeta Simatupang menjelaskan bahwa tanah gerejanya menjadi agunan dalam pinjaman yang tidak terselesaikan. Hal ini membuat situasi semakin sulit, karena ancaman penyitaan bisa mengancam keberadaan rumah ibadah yang ia pimpin. Dalam proses diskusi, ia terlihat sangat emosional dan sesekali menangis, bahkan menyandarkan kepalanya di bahu Dedi Mulyadi.

Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa masalah ini termasuk dalam ranah perdata. Ia menilai bahwa membangun gereja baru akan lebih mahal dan berisiko konflik lingkungan. Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk menjembatani komunikasi antara gereja dan para pengusaha Kristen agar bisa membantu melunasi tunggakan.

"Kita harus cari teman-teman yang sama-sama Kristen, para pengusaha Kristen, untuk membantu membayar tunggakan ke BPR sehingga gerejanya tetap berdiri dan BPR terlunasi," ujarnya.

Selain itu, Dedi juga berencana bertemu dengan pihak pengadilan untuk meminta penundaan proses penyitaan sambil menggalang dukungan dari jemaat dan komunitas pengusaha Kristen. Tujuannya adalah agar dana bisa segera terkumpul dan ancaman penyitaan dapat dihindari.

"Tugas saya memfasilitasi. Saya koordinasi dengan para pengusaha Kristen dan jemaat untuk melunasi. Kita selamatkan gereja ini," tegas Dedi.

Ia juga mengimbau agar kegiatan ibadah jemaat tetap berjalan seperti biasa sementara ia berupaya keras mencari solusi. Tindakan Dedi Mulyadi ini bukan hanya menunjukkan rasa peduli, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana seorang pemimpin mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan keyakinan.

Langkah Konkret untuk Menyelesaikan Masalah

Dedi Mulyadi mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Ia tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan tindakan nyata. Berikut beberapa langkah yang ia ambil:

  • Menghubungi Pengusaha Kristen: Dedi mencari dukungan dari para pengusaha Kristen untuk membantu melunasi tunggakan.
  • Berkoordinasi dengan Pihak Pengadilan: Ia berencana menemui pihak pengadilan untuk meminta penundaan proses penyitaan.
  • Menggalang Dukungan dari Jemaat: Ia meminta jemaat untuk bersama-sama mencari solusi agar gereja tetap bisa berdiri.
  • Mempertahankan Keberlanjutan Ibadah: Dedi mengimbau agar kegiatan ibadah jemaat tetap berjalan normal.

Kesimpulan

Aksi Dedi Mulyadi dalam membantu selamatkan gereja dari penyitaan menunjukkan bahwa seorang pemimpin bisa memiliki hati yang lembut dan tulus. Dengan tindakan nyata dan empati, ia membuktikan bahwa kekuasaan bisa digunakan untuk membantu masyarakat. Ini juga menjadi contoh bagaimana hubungan antara pemimpin dan rakyat bisa saling mendukung tanpa memandang perbedaan keyakinan.

Posting Komentar

-->