ZMedia Purwodadi

Diabetes Tak Selalu Berarti Gula: Tanda Awal yang Sering Dilewatkan, Kapan Perlu Tes

Table of Contents
Featured Image

Gejala Awal Diabetes yang Perlu Diperhatikan

Banyak orang yang mengalami diabetes tidak menyadari perubahan kondisi tubuhnya sejak awal. Gejala-gejala yang muncul sering kali tidak khas dan dianggap sebagai keluhan biasa, sehingga sering terlewatkan. Akibatnya, banyak kasus baru hanya terdiagnosis setelah pasien mengalami komplikasi yang lebih berat.

Gejala awal diabetes bisa muncul secara perlahan, seperti rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, atau tubuh mudah lelah. Meskipun gejala ini umum, banyak orang cenderung mengabaikannya karena dianggap tidak membahayakan. Padahal, keterlambatan diagnosis dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko gangguan organ.

Mengenali tanda-tanda awal diabetes sangat penting untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, pemahaman tentang gejala dan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan perlu disampaikan secara luas kepada masyarakat.

Gejala Awal yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala umum yang patut diwaspadai antara lain:

  • Sering buang air kecil
  • Rasa haus berlebihan
  • Mudah lapar, bahkan setelah makan
  • Penglihatan buram
  • Tubuh cepat lelah
  • Luka sulit sembuh
  • Infeksi berulang, seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit, atau infeksi jamur

Namun, setiap jenis diabetes memiliki ciri khas yang berbeda, baik dari segi perkembangan gejala maupun intensitasnya.

Diabetes Tipe 1: Berkembang Cepat dan Umum pada Anak

Diabetes tipe 1 umumnya berkembang dalam waktu singkat, mulai dari beberapa hari hingga minggu. Selain gejala umum, penderita tipe ini sering mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun bisa juga dialami oleh orang dewasa. Pada anak, gejala khas meliputi peningkatan frekuensi buang air kecil, rasa haus yang terus-menerus, serta peningkatan nafsu makan disertai penurunan berat badan. Sementara pada dewasa, gejalanya bisa berkembang lebih lambat dan menyerupai tipe 2.

Ada beberapa kasus di mana diagnosis baru ditegakkan setelah pasien menunjukkan tanda-tanda ketoasidosis diabetik (DKA), suatu kondisi akut yang memerlukan penanganan segera. DKA ditandai dengan kelelahan ekstrem, kesulitan bernapas, napas berbau manis seperti buah, nyeri perut, mual, muntah, hingga penurunan kesadaran akibat dehidrasi berat.

Diabetes Tipe 2: Perkembangan Lambat dan Sering Tidak Disadari

Gejala diabetes tipe 2 cenderung berkembang secara perlahan dan dalam banyak kasus tidak disadari oleh penderitanya. Selain gejala umum, tipe ini dapat menimbulkan komplikasi yang menjadi petunjuk awal, seperti kesemutan atau rasa nyeri di tangan dan kaki, gangguan fungsi seksual, gangguan penglihatan, hingga nyeri dada.

Karena sering tidak menunjukkan gejala spesifik pada tahap awal, banyak pasien baru terdiagnosis ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin atau ketika telah mengalami komplikasi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol.

Kapan Harus Melakukan Tes?

Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan apabila seseorang mengalami gejala yang mengarah pada diabetes atau memiliki faktor risiko seperti kelebihan berat badan, usia di atas 35 tahun, riwayat keluarga dengan diabetes, hingga gaya hidup sedentari.

Tenaga medis yang dapat melakukan evaluasi awal meliputi dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, perawat praktik, atau asisten dokter. Pemeriksaan awal biasanya mencakup wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium sederhana, serta dapat dilanjutkan dengan rujukan jika diperlukan.

Meskipun beberapa faktor risiko diabetes tidak dapat diubah, seperti usia dan faktor genetik, terdapat sejumlah langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau menunda munculnya penyakit ini, terutama tipe 2. Langkah-langkah tersebut antara lain menjaga berat badan ideal, meningkatkan aktivitas fisik secara rutin, serta menghentikan kebiasaan merokok.

Posting Komentar

-->